Jumat, 14 Juni 2013

TIPS MENENTUKAN PILIHAN KETIKA MEMUTUSKAN MEMBELI APARTEMEN


 Apartemen merupakan sebuah model tempat tinggal yang hanya mengambil sebagian kecil ruang dari suatu bangunan. Suatu gedung apartemen dapat memiliki puluhan bahkan ratusan unit apartemen. Istilah apartemen digunakan secara luas di Amerika Utara, sementara istilah flat digunakan di Britania Raya dan negara-negara persemakmuran. 

Tinggal di apartemen tentu ada kebanggaan tersendiri. Mengapa? Karena apartemen identik dengan gaya hidup atau trend masa kini. Kebanyakan yang tinggal di apartemen adalah kalangan menengah ke atas. Dan kemudahan akses apartemen serta berbagai fasilitas penunjang yang tersedia membuat nilai tambah untuk tinggal di apartemen.
Untuk yang memiliki resolusi di tahun ini untuk memiliki propery apartment. Berikut ada 10 faktor utama yang harus Anda pertimbangkan dalam memilih apartemen yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan anda :
  • KELEBIHAN & KEKURANGAN TINGGAL DI APARTMENT
Sebelum Anda membeli sebuah unit apartemen, ada baiknya Anda mempertimbangkan beberapa hal seperti cara memilih apartemen yang baik dan apa saja kelebihan dan kekurangan di apartemen.
Keuntungan Tinggal di Apartemen
Di kota-kota besar, banyak pengembang properti yang marak membangun apartemen. Hal ini karena minat untuk tinggal dalam bangunan tempat tinggal vertikal di daerah perkotaan cukup besar. Penyebabnya antara lain terbatasnya lahan untuk mendirikan pemukiman horizontal atau rumah di daerah perkotaan serta harga tanah yang sudah mahal. Sedangkan apartemen yang dibangun secara vertikal memerlukan lahan yang lebih sedikit sehingga harganya lebih terjangkau.
Kemacetan yang umum terjadi di kota-kota besar dapat menyebabkan kelelahan saat harus pergi atau pulang dari kantor. Apartemen biasanya dibangun di lokasi-lokasi strategis, yang dekat dengan pusat bisnis atau perkantoran. Maka, dengan tinggal di apartemen yang dekat dengan tempat bekerja akan mampu mengurangi kelelahan dan stres di jalan. Anda juga dapat tiba di tempat tinggal lebih cepat sehingga waktu istirahat lebih banyak.
Kehidupan masyarakat perkotaan yang sibuk dan cepat membuat pilihan untuk tinggal di apartemen dianggap lebih praktis. Unit apartemen biasanya tidak terlalu besar, sehingga waktu dan energi yang diperlukan untuk membersihkan ruangan tidak terlalu banyak. Mereka juga tidak direpotkan untuk mengurus taman, sarana pembuangan, air, atau sirkulasi udara karena sudah ada pengelola yang bertanggung jawab akan hal itu.
Tingkat keamanan juga lebih baik karena adanya penjagaan 24 jam dan CCTV yang memantau, sehingga penghuni dapat lebih tenang ketika harus meninggalkan unitnya. Ini merupakan hal yang penting karena sebagian besar masyarakat perkotaan yang bekerja akan lebih banyak menghabiskan waktunya di luar, baik untuk bekerja, makan atau rekreasi.
Fasilitas yang tersedia di apartemen juga menjadi daya tarik tersendiri. Sarana kebugaran seperti fitness center, kolam renang, jogging track, taman bermain, minimarket, restoran, cafe, dan fasilitas lainnya akan membuat penghuni apartemen tidak perlu pergi terlalu jauh untuk memenuhi kebutuhannya.
Kerugian Tinggal di Apartemen
Selain kelebihan dari apartemen, ada pula kekurangan tinggal di apartemen yang perlu diketahui. Misalnya biaya perawatan (maintenance fee) atau service charge yang harus dibayar setiap bulan. Biaya ini untuk membayar penggunaan listrik di tempat umum, lift, kebersihan tempat umum, biaya petugas keamanan, kebersihan, dan lainnya. Biaya ini biasanya dihitung tiap meter persegi dari luas unit apartemen yang dimiliki.
Tinggal di apartemen tidak sebebas tinggal di rumah, karena ada peraturan dari pengelola yang harus dipatuhi. Misalnya larangan membawa binatang peliharaan. Bagi Anda yang menyukai tanaman, Anda tidak dapat bebas menanam banyak tanaman karena tidak adanya lahan. Anda juga harus bertimbang rasa ketika akan mendengarkan musik atau kegiatan lainnya agar tidak mengganggu penghuni lainnya. Luas apartemen yang tidak terlalu besar mungkin tidak disukai bagi yang telah terbiasa tinggal di rumah dengan ukuran luas.
Tingkat sosialisasi penghuni apartemen sangat sedikit. Jarangnya bertemu dengan penghuni yang bersebelahan dan ruangan yang tertutup memperkecil hubungan sosialisai antar tetangga. Ditambah dengan tingkat kesibukan yang tinggi dari masing-masing penghuni, membuat keakraban dan sikap tolong menolong dalam hunian ini berkurang.
Nilai investasi apartemen untuk jangka panjang lebih rendah dibandingkan dengan membeli sebuah rumah. Apabila sebuah unit apartemen dijual setelah jangka waktu yang cukup lama, harga jualnya akan lebih rendah dibandingkan harga jual sebuah rumah. Karena semakin sedikitnya lahan untuk pemukiman sehingga harga tanah akan lebih mahal.
Apartemen kini telah menjadi alternatif pilihan tempat tinggal yang trend. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Anda sendiri yang dapat memutuskan apakah Anda akan senang untuk menempati sebuah apartemen.
  • MENENTUKAN TUJUAN DALAM MEMBELI APARTMENT
Pertanyaan yang harus diajukan kepada kita sebelum membeli atau menentukan Apartment yang dipilih adalah :
Apa sebenarnya posisi apartment dalam rencana keuangan?
Apa fungsi mengetahui posisi apartment ini?
Yang pertama adalah ketika apartment diterjemahkan terkait posisinya sebagai sebuah tujuan keuangan.
Biasanya apartment yang diterjemahkan menjadi sebuah tujuan keuangan adalah apartment yang sifatnya sebuah kebutuhan dan tidak terlalu melibatkan niatan keuntungan. Misalnya keluarga muda yang selama ini mengontrak rumah. Atau keluarga mapan yang menginginkan apartment baru di lain kota untuk fasilitas anaknya yang sedang bersekolah. Saat itu, niat untuk memiliki rumah bagi keluarga muda atau keluarga mapan tersebut bukanlah sebuah niat investasi, tapi lebih didasarkan pada kebutuhan/keinginan untuk memilikinya. Apartment juga tidak diharapkan hasilnya dan pertumbuhan nilainya. Ketika properti memiliki ciri seperti itu, maka sebenarnya saat itu properti lebih condong sebagai sebuah tujuan keuangan.
Dan biasanya apartment yang memiliki lebih condong sebagai sebuah tujuan keuangan. Kita akan siap mengeluarkan uang murni dari kantong sendiri entah dengan cara tunai atau mencicil. Karena kalau untuk digunakan sendiri, apalagi sudah merasa sangat cocok, biasanya kita rela untuk mengesampingkan biaya yang sedikit lebih mahal.
Yang kedua adalah ketika apartment lebih cocok diterjemahkan posisinya sebagai alat/produk investasi.
Saat keinginan memiliki apartment lebih difokuskan pada hasil investasi atau pemasukan yang bisa didapatkan setelah memilikinya, maka saat itulah apartment berperan menjadi alat/produk investasi yang dapat kita pertimbangkan dalam portfolio investasi. Atau keinginan untuk memiliki apartment karena mengharapkan margin yang cukup besar bila dijual kembali. Tambahan pemasukan dari hasil apartment ini bisa digunakan untuk membantu mencapai tujuan keuangan lain, seperti keinginan memiliki barang lain atau aset yang jauh lebih banyak atau untuk sekaligus membayar pinjaman jika ternyata dananya dari meminjam. Besarnya uang muka, suku bunga, dan cicilan juga tentu harus dihitung sebagai pertimbangan untung rugi jika dibandingkan dengan hasil investasinya.
Jadi dengan mengetahui apa sebenarnya fungsi dan posisi apartment ini untuk kita, kita akan bisa membuat rencana keuangan yang jauh lebih optimal dan terarah. Selanjutnya, baru kita memikirkan hitung-hitungan keuangannya. Nah, apakah Anda sudah menentukan fungsi properti yang Anda inginkan?
  • LOKASI
Berbeda dengan hunian berkonsep horizontal (rumah), lokasi menjadi penting bagi sebuah apartemen.
Bila Anda membelinya untuk ditempati sendiri, faktor lokasi layak dijadikan pertimbangan utama. Dan dalam hal ini unsur kedekatan yang pantas menjadi pertimbangan utama. Misal, lokasi dekat dengan kantor. Dengan begitu Anda bisa berhemat waktu dan tenaga.
Lain halnya, apabila Anda membelinya untuk investasi atau disewakan. Dalam hal ini, yang menjadi pertimbangan utama adalah potensi di masa yang akan datang. Misalnya, apartemen berada di daerah yang banyak didiami kaum ekspatriat, dekat sekolah-sekolah internasional, atau dekat dengan pusat bisnis dan keramaian, seperti perkantoran, pusat perbelanjaan dan sejenisnya. Belakangan makin banyak apartemen yang dibangun menyatu dengan pusat perbelanjaan.
Meski tinggal di apartemen itu bebas banjir, pastikan lingkungan sekitar apartemen juga bebas banjir. Bila ternyata apartemen ada di daerah banjir, tentu akan menyulitkan anda keluar-masuk lingkungan.
Jika memang keinginan memiliki apartment lebih didasarkan atas hasil investasinya, kita akan lebih mempertimbangkan unsur-unsur bisnis didalamnya. Seperti: apakah properti yang akan kita beli berada pada daerah dengan prospek cerah, mudah diakses orang lain, dan tidak masuk dalam daerah yang akan terkena gusur.
  • UKURAN DAN POSISI
Luas yang ditawarkan masing-masing apartemen biasanya beragam. Tapi selain ukuran, patokan yang umum dipakai adalah berdasarkan jumlah kamar tidur. Umumnya berkisar antara 1-3 ruang. Bahkan ada apartemen yang khusus menyediakan kamar khusus untuk maid. Agak aneh sih, tinggal di apartemen kok memboyong maid. Tapi untuk Anda yang tidak bisa hidup tanpa maid, tawaran ini pastinya layak untuk dipertimbangkan. Sedangkan untuk posisi, umumnya semakin tinggi letaknya, harganya semakin mahal. Karena view semakin cantik dan tingkat kebisingan semakin berkurang.
Pertimbangan lain adalah pilih apartemen dengan unit berbentuk persegi karena bentuk inilah yang paling ideal. Jika bentuknya bersudut sudut akan menyusahkan dalam hal pengaturan tata ruang. Lihat juga susunan tata ruang di dalam apartemen. Harus efektif dan mengalir sehingga sirkulasi kegiatan penghuninya tidak simpang siur.
Untuk permasalahan bukaan, Apakah seluruh ruangan di apartemen mendapatkan bukaan ke arah luar gedung? Jika tidak, dikhawatirkan tidak ada sinar matahari masuk. sehingga ruangan di dalam apartemen menjadi lembab.
Perhatikan tata letak dan pembuangan air bekas AC di dalam unit apartemen. cermati juga di mana penempatan kompresor di luar unit. Selain itu pastikan di mana letak bak penampung sampah.
  • KREDIBILITAS PENGEMBANG
Perhatikan track record pengembang. Pastikan pengembang yang membangun apartemen yang hendak Anda beli memiliki kredibilitas dan track record yang baik. Dan juga memiliki komitmen tinggi untuk menjalankan proyeknya.
Apalagi bila Anda membeli apartemen secara inden. Pastikan kapan proyek akan selesai dan kapan Anda mulai bisa menempatinya.
Untuk membeli Apartment yang bersubsidi, menurut Eddy Leks (spesialis hukum properti yang juga Managing PartnerLeks&Co), yang utama adalah melihat track record  atau reputasi pengembang.
Calon pembeli bisa melakukan cek ke Real Estate Indonesia (REI). “Apakah benar pengembang anggota REI? Kalau dia anggota REI, bagaimana track record nya di REI?” kata Eddy. Dari sisi legal, calon pembeli bisa mencek ke Badan Pertanahan Nasional (BPN). Apakah benar sertifikat tanah telah terbit atas nama pengembang, dijaminkan atau tidak, dan sebagainya. Sementara dari sisi perizinan, calon pembeli bisa mencari tahu ke bagian Tata Kota (Jakarta). “Apakah betul sudah ada perizinan tertentu yang diterbitkan kepada pengembang tersebut.”
“Kalau pengelolaannya tidak bagus, maka nilai investasinya pun akan turun. Belum lagi faktor penyusutan bangunan,” kata Eddy. Umumnya, umur rata-rata apartemen adalah 50-100 tahun. Begitu usianya 15 tahun lebih, harga unit apartemen biasanya stagnan karena nilai bangunannya menyusut, padahal apartemen tidak mungkin dirobohkan dan dibangun lagi.
Ini berbeda dengan rumah. Pada rumah, harga tanah akan selalu naik. Jadi, meski nilai bangunannya menyusut, nilai tanah akan selalu meningkat. “Nilai bangunan rumah yang menyusut masih bisa ditolerir dengan meningkatnya nilai tanah. Jadi, kalau lokasinya tidak strategis, jauh dari pusat kota misalnya, ngapain  beli apartemen?”
  • KUALITAS BANGUNAN
Secara kasat mata, kualitas bangunan bisa kelihatan. Tapi Anda bisa lebih mencermatinya dari kontraktor yang mengerjakannya. Kontraktor berpengalaman apalagi dengan reputasi internasional, kualitasnya biasanya lebih bisa diandalkan.
Cek,sesuaikan kualitas bangunan seperti kusen, sanitari untuk kamar mandi dan dinding, pada saat penawaran dengan saat bangunan diserah terimakan oleh developer kepada penghuni.
  • SERTIFIKAT
Periksa kelengkapan dokumennya. Pembeli yang akan membayar tunai sebaiknya hati-hati. Periksa dahulu sertifikatnya, jangan sampai setelah dilunasi, ternyata apartemen itu sedang diagunkan dengan pengembangnya.
Aspek hukum juga perlu diperhatikan. Misalnya, soal izin mendirikan bangunan, izin prinsip, dan perizinan yang lain. Pastikan semuanya sudah beres dan tidak bermasalah.
Jika ada kegagalan bangunan, penghuni dapat mengadu kekepolisian kemudian diproses secara pidata. Hal ini terkait dengan UU No 18/1999 tentang Pertanggungjawaban Pelaku Jasa Konstruksi
Untuk informasi dasar perhitungan kepemilikan unit apartemen adalah Nilai Perbandingan Proporsional (NPP). Anda perlu tahu apakah hitungan NPP unit yang Anda beli sudah beres. NPP ini antara lain dipakai untuk menentukan besarnya service charge dan hak suara penghuni dalam pengambilan keputusan dalam komunitas. Sertifikat sendirinya sifatnya adalah HGB (Hak Guna Bangunan).
Dan berikut adalah pertimbangan yang harus diperhatikan ketika anda tertarik dengan Apartment subsidi pemerintah atau Apartment Middle Class :
Aspek Legal
Setelah menimbang reputasi pengembang dan lokasi, berikutnya adalah faktor legalitas. Biasanya, jika reputasi pengembang sudah teruji, faktor legalitas tidak terlalu menjadi masalah. Pengembang yang memiliki reputasi bagus tidak akan berani mengambil risiko dengan merugikan pembeli.
Dari aspek legal, baik apartemen bersubsidi maupun yang tidak bersubsidi sebetulnya sama. “Yang perlu dikaji sebelum membeli adalah status tanah dan perizinannya,” jelas Eddy. Kebanyakan apartemen bersubsidi dijual melalui preselling . Tahapnya adalah melakukan pesanan, baru kemudian terbit Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB). Pada surat pesanan, sudah terdapat kewajiban pemesan seperti kapan pembayaran DP, kapan cicilan, dan sebagainya. Artinya, jika pemesan sudah menandatangani surat pesanan, maka ia sudah menundukkan diri pada kewajiban yang terdapat di surat pesanan.
Pada saat preselling , pengembang belum memiliki IMB karena bentuk bangunannya belum ada. Biasanya, pengembang akan memperlihatkan nomor Surat Izin Peruntukan Penggunaan Tanah (SIPPT) yang menyatakan bahwa ia sudah memiliki izin dari gubernur untuk membangun sesuai peruntukan. Di daerah, SIPPT disebut Izin Lokasi atau Izin Prinsip. SIPPT inilah yang nantinya menjadi dasar terbitnya block plan dan site plan , dan kemudian IMB.
Calon pembeli sebaiknya menanyakan SIPPT kepada pengembang. Kalau belum ada, ada baiknya mempertimbangkan untuk menunda rencana pembelian. “Tapi, kalau sudah naksir dan betul-betul ingin beli, ada baiknya fokus ke PPJB. Biasanya pengembang akan memberikan jaminan bahwa status tanahnya benar milik mereka, tanah tidak dalam keadaan sengketa, dan perizinan sudah dilakukan sebagaimana peraturan perundangan yang berlaku. Kalau pengembang tidak memperlihatkan surat izin secara riil, klausul PPJB ini menjadi penting untuk proteksi pembeli. Ini syarat minimal dan perlu diketahui calon pembeli,” lanjut Eddy.
Selain itu, klausul PPJB harus fair  (seimbang), baik dari sisi penjual maupun pembeli. Misalnya, berapa lama serah terima akan dilakukan, apa yang terjadi jika pembeli lalai membayar, apa yang terjadi jika developer tidak mampu membangun pada waktunya atau bahkan tidak membangun sama sekali, dan sebagainya. Ketentuan mengenai PPJB ini sudah diatur dalam Kepmenpera mengenai Pedoman Perikatan Jual Beli Rumah Susun.
“PPJB ini jadi patokan, meskipun dalam prakteknya pengembang tidak serta-merta mengikuti sepenuhnya. Artinya, pembeli sebaiknya mencari tahu atau membaca dan mengerti posisi hak hukumnya.”
Strata Title
Hal lain yang patut diketahui adalah strata title. Meski sudah kerap kita dengar, namun istilah strata title  seringkali belum banyak dipahami oleh calon pembeli apartemen bersubsidi. Konsep hunian vertikal (apartemen ) berbeda dengan konsep hunian horizontal (rumah). Pada konsep horizontal, ada tanah dan bangunan yang berdiri di atas tanah tersebut. Nah, strata title  adalah konsep kepemilikan bersama sesama pemilik unit atas hunian yang dibangun secara vertikal yang dibagi dalam satuan unit, dalam hal ini apartemen.
Satuan rumah susun yang kita beli adalah kepemilikan individu. Sementara kepemilikan bersama meliputi 3 hal, yakni tanah bersama, benda bersama, dan bagian bersama. “Kepemilikan bersama ini meliputi misalnya lobi, kolam renang, mechanical electrical  di langit-langit, tempat parkir, koridor, dan sebagainya,” kata Eddy.
Bagaimana dengan tanah? Pada rumah, tanah beserta bangunan adalah milik individu, tidak ada orang lain yang ikut memiliki. Sementara pada apartemen, yang didirikan di atas tanah dalam satu plot tanah tertentu, tanahnya dinamakan tanah bersama. Misalnya, ada 1000 unit apartemen didirikan dalam satu tanah bersama, maka secara kasar kepemilikan satu unit adalah 1/1000. Ini dibagi secara proporsional sesuai Nilai Perbandingan Proporsional (NPP) yang berdasar pertelaan. Ketika Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun terbit, akan kelihatan NPP-nya. “Sudah ada rumusan yang jelas, bagaimana perbandingan yang proporsional dan fair , kok,” jelas Eddy.
Umumnya, sertifikat hak tanah apartemen bersubsidi adalah Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB). “Pengembang kan, bentuknya PT, maka sertifikatnya SHGB. SHGB ini ada batas waktunya. Ketika habis harus diperpanjang,” kata Eddy. Nah, calon pembeli sebaiknya menanyakan masa berlaku SHGB kepada pengembang.
Pasalnya, pernah terjadi, SHGB berakhir 3 tahun lagi setelah dibeli. Artinya, 3 tahun lagi penghuni harus memperpanjang SHGB. “Ini kan jadi beban karena penghuni harus mengeluarkan biaya tambahan untuk memperpanjang SHGB. Idealnya sih, SHGB masih panjang, masih fresh , karena masa berlakunya biasanya 20 tahun,” kata Eddy.
  • PROPERTY MANAGEMENT
Property Management adalah yang mengelola operasional apartemen dan berpengaruh besar pada tingkat kenyamanan calon penghuni. Property Management yang kredibel juga berperan dalam meningkatkan harga jual atau sewa.
  • FURNITURE
Apa yang disediakan pengembang untuk mengisi apartemen? Apakah full-furnished atau semi-furnished? anda bisa berhemat anggaran dengan memilih unit yang semi-furnished, baik dalam membeli ataupun menyewa kamar. Bila Anda memilih unit yang ‘kosong’ memang lebih murah. Tapi Anda tetap perlu mempertimbangkan bagaimana mengisinya, termasuk biaya dan teknis pengangkutan barang-barangnya. 
  • FASILITAS
Umumnya fasilitas yang ditawarkan apartemen cukup memadai. Tapi tak ada salahnya, Anda mencermati lagi apa yang disediakan, seperti fasilitas keselamatan penghuni, fasilitas parkir, gym atau fasilitas kebugaran, kedekatan dengan lokasi sekolah yang baik, sistem security di dalam bangunan untuk mendukung faktor keamanan dan suasana lingkungan yang terbangun baik oleh kesepakatan bersama atau dengan pengelola, fasilitas pendukung lainnya seperti restoran atau mini market atau pusat perbelanjaan, dll
  • PERENCANAAN KEUANGAN UNTUK MEMBELI APARTMENT
Setelah menentukan apartment sebagai sebuah tujuan, maka selanjutnya adalah melakukan perencanaan yang matang terutama untuk porsi dan implementasi keuangannya. Berikut adalah beberapa hal yang perlu kita persiapkan sebagai strategi untuk mencapai tujuan :
Lakukan financial check up.
Karena bagaimanapun pembelian apartment selalu datang dengan konsekuensi keuangan. Entah itu membeli dengan cara tunai apalagi kredit, kita tetap harus menyesuaikan kondisi keuangan kita dengan keinginan.
Analogi sederhananya seperti ini: seorang wanita yang ingin hamil disarankan untuk melakukan beberapa tes dulu seperti tes kandungan dan tes kesehatan lainnya. Ini perlu dilakukan agar nanti baik sang ibu maupun calon bayi bisa benar-benar terjamin keselamatannya. Hal tersebut juga berlaku untuk kondisi keuangan kita. Kita perlu memastikan bahwa keuangan kita saat ini memang sudah cukup sehat dan kuat untuk memiliki keinginan lain, yaitu membeli properti. Entah dengan cara tunai ataupun kredit, kita harus mulai mempersiapkan diri. Jangan sampai keinginan kita justru akan membahayakan kondisi keuangan baik dimasa sekarang maupun yang akan datang.
Financial check up sendiri terdiri atas beberapa kegiatan antara lain adalah mendaftar semua kewajiban / hutang saat ini, mendaftar seluruh aset, dan melakukan pengecekan cash flow, mendaftar semua kebutuhan, keinginan dan rencana masa depan beserta waktu dan prioritasnya.
Perkirakan dana yang benar-benar dapat disisihkan untuk mencapai tujuan.
Setelah melakukan financial check up, kita akan bisa memperkirakan kemampuan kita yang sesungguhnya untuk membeli apartment. Setidaknya dari sisi cash flow dan aset yang kita miliki saat ini. Apakah memang bisa membeli secara tunai sekarang juga atau perlu mencicil?
Untuk tahap ini jangan lupa mendata seluruh tujuan keuangan kita dan semua konsekuensinya. Lalu jangan lupa juga untuk mempertimbangkan seluruh penghasilan yang mungkin kita terima. Cara mudahnya adalah dengan menanyakan beberapa pertanyaan seperti: Punya penghasilan bulanan yang tetap? Besarnya berapa? Ada bonus tahunan? Berapa banyak dan berapa kali?
Bagi yang berniat untuk mencicil, fokuskan untuk mempersiapkan DP terlebih dahulu. Disarankan untuk setidaknya miliki 5%-10% lebih banyak dari DP properti yang disyaratkan. Kelebihan ini akan digunakan sebagai dana cadangan untuk biaya lain-lain. Lalu, hitunglah agar total jumlah cicilan per bulan tidak lebih dari 30% penghasilan bulanan.
Sesuaikan kemampuan dana keseluruhan dengan tujuan apartment dan atur strateginya.

Pertanyaan yang kadang terlintas ketika telah memasuki tahapan pembelian dengan cara menyicil adalah “Berapa Idealnya Cicilan Apartment tiap-tiap bulannya?”.

Kalau sudah memiliki keinginan yang sangat besar untuk membeli properti, kita kadang lupa bahwa keuangan kita memiliki batas sehingga terlalu memaksakan diri. Lalu tibalah masa ketika ekonomi sulit hingga kita juga bermasalah dalam melunasi cicilan tersebut. Bagaimana caranya agar bisa terhindar? Salah satunya adalah menghitung cermat cicilan dalam batas ideal umum.
Safir Senduk
 - merekomendasikan agar total cicilan per bulan tidak lebih dari 30% penghasilan yang diterima. Tentu saja ada alasan mengapa sampai perlu diberikan batasan tersebut. Beberapa alasan diantaranya adalah:

  1. Hidup Anda tidak melulu hanya hutang. Bayangkan jika total hutang Anda lebih dari 30%, ini bisa berarti bahwa hidup Anda sebagian besar dikendalikan oleh hutang.
  2. Bertambahnya porsi hutang tentu saja akan menguras kemampuan kita untuk menyisihkan dan jelas mempengaruhi cash flow. Apalagi jika hutang ini hutang konsumtif yang tidak membuat Anda sejahtera nantinya.
  3. Ada beberapa jenis hutang yang bunganya bisa berubah sewaktu-waktu. Yang menjadi masalah adalah penghasilan Anda belum tentu akan ikut berubah saat itu juga. Jadi, mengontrol hutang adalah salah satu solusi untuk menghadapi masalah ini.
Banyak orang yang sering bertanya, apa maksud dari maksimal 30%? Dihitung dari mana? Seperti yang dikatakan di awal, 30% itu total lho. Jadi jangan cuma menghitung satu hutang saja.
Safir Senduk -mengilustrasikannya sebagai berikut. Misalnya, ada seorang keluarga muda dengan penghasilan 5 juta perbulan suami istri. Ini adalah penghasilan tetap, karena memang keduanya bekerja sebagai karyawan. Mereka ingin memiliki rumah sederhana tahun ini. Setelah dihitung-hitung, 30% dari total penghasilan berarti mereka bisa mengusahakan untuk mengambil Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan cicilan 1,5 juta per bulannya. Apa benar? Eits, nanti dulu. Ternyata, suami punya cicilan motor yang belum selesai Rp 500 ribu per bulan. Baru selesai kira-kira dua tahun lagi. Dan ternyata si istri pernah membeli handphone dengan cara mencicil Rp 200 ribu per bulan via kartu kredit, yang baru akan selesai 6 bulan lagi. Kalau begitu berapa sebaiknya nilai cicilan KPR keluarga tersebut? Mari kita hitung: 
Maksimal cicilan 30% dari total penghasilan = hutang kartu kredit + hutang motor + hutang KPR.
Dari perhitungan diatas, bisa diketahui bahwa hutang KPR keluarga tersebut sebaiknya tidak lebih dari Rp 800 ribu per bulannya, dan bukan Rp 1,5 juta. Wah, ternyata jumlah ideal cicilan KPR-nya jauh lebih kecil dari yang diperkirakan di awal.
Nah, untuk memudahkan perhitungan ini, ada beberapa tips yang dapat dilakukan saat menghitung jumlah cicilan ideal KPR Anda:
  • Catat semua hutang saat ini, termasuk hutang ke orangtua atau teman. Yang perlu dicatat adalah besarnya cicilan masing-masing hutang, sisa waktu untuk mencicil, tipe cicilan dan pemberlakuan bunga.
  • Catat semua rencana pengeluaran yang akan memicu hutang di masa depan dan waktu mulai hutang tersebut.
  • Jumlahkan semua cicilan hutang yang sedang berjalan saat ini. Hitung sisa porsi yang dapat digunakan untuk cicilan KPR.
  • Atur strategi agar pengeluaran hutang masa kini dan yang akan datang agar bisa berjalan secara sinkron. Misalnya: jika ternyata porsi cicilan KPR sangat kecil, coba evaluasi hutang yang sebaiknya diselesaikan dalam waktu cepat, terutama hutang untuk barang-barang konsumtif dan harganya turun. Setelah hutang tersebut dilunasi, Anda bisa menambahkan alokasinya dalam porsi cicilan KPR. Begitu pula ketika ada tambahan penghasilan.
  • Lakukan evaluasi berkala setelah implementasi.
Bagaimanapun seorang manusia tidak pernah terlepas dari kesalahan. Sesempurna apapun rencana dan perhitungan akan selalu memiliki kemungkinan untuk meleset. Karena itu, jangan lupa melakukan evaluasi berkala kondisi keuangan.
Sekian informasi yang dirangkum oleh kami (Va’astu Arsitektur Studio) untuk membantu anda dalam menentukan pilihan terbaik untuk apartment ideal anda.
Sumber :

2 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...