Jumat, 12 September 2014

PISAHKAN UANG PRIBADI DARI BISNIS ANDA

Anda anak muda yang punya usaha/bisnis? Misalkan punya rumah makan, fotography, webdesign, atau apapun itu? Apa yang Anda lakukan ketika bisnis Anda sudah menghasilkan uang? Apakah uang itu Anda pakai untuk keperluan sehari-hari Anda? Atau ketika bisnis Anda membutuhkan tambahan perlatan dan keperluan, apakah Anda merogoh kocek pribadi untuk membelikannya?


Beberapa orang yang punya usaha sendiri (masih berbentuk usaha perorangan) menganggap kalau bisnis nya adalah dirinya. Memang, itu bisnis Anda. Tapi Anda tidak boleh terus memanjakan bisnis Anda atau pun "menggerogoti" bisnis Anda sendiri. PERHATIKAN INI.. Anda harus mengganggap bisnis Anda adalah sebuah entitas atau "orang" yang harus hidup sendiri. Biarkan bisnis Anda membeli kebutuhannya dengan uangnya sendiri. Anda bisa saja membeli peralatan dan keperluan bisnis Anda dengan merogoh kocek Anda pribadi. Tapi seharusnya itu hanya terjadi di awal Anda memulai usaha, yang di akui sebagai "Modal Awal" bisnis Anda. Kalaupun ketika berjalan tetap membutuhkan uang pribadi Anda, anggap itu sebagai "Hutang Usaha" atau "Tambahan Modal Disetor".

Biarkan bisnis Anda berkembang sesuai kemampuannya sendiri. Pisahkan pencatatan keluar masuk nya uang di bisnis Anda dari keuangan pribadi Anda. Kalaupun Anda tidak terlalu mengerti tentang neraca keuangan atau sistem akuntansi, buat itu sesimple mungkin. Yang pasti, itu terpisah dari uang pribadi Anda. Jika bisnis Anda sudah menghasilkan keuntungan (uang), tentukan porsi yang akan Anda ambil sebagai keuntungan pribadi Anda sebagai pemilik bisnis, lalu sisanya simpan di rekening bisnis Anda sebagai "Laba Ditahan". Apa gunanya menyisihkan keuntungan seperti itu? Itu tadi, untuk mengembangkan bisnis Anda sendiri. Dengan cara seperti ini, Anda dengan pasti dapat mengetahui kemampuan bisnis Anda sendiri. Apakah sudah mampu untuk membeli tambahan aset/keperluan? apakah sudah mampu untuk menyewa SDM baru? apakah sudah mampu membuka cabang? dan lain sebagainya.

Bagaimana jika bisnis Anda ternyata belum mengumpulkan banyak "Laba Ditahan", sedangkan disaat yang bersamaan Anda membutuhkan tambahan dana untuk sebuah keperluan? Sebaiknya, yang harus Anda lakukan adalah membuat bisnis Anda bisa mencapai target "Laba Ditahan", bukan malah memanjakannya dengan terus menerus menggelontorkan uang pribadi Anda.

Walaupun, untuk bisnis berskala besar atau yang sudah berjalan cukup lama bisa menggunakan beberapa alternatif pendanaan lain, seperti pinjaman Bank, atau mencari investor, tapi sebaiknya latihlah kemampuan manajemen bisnis Anda dengan cara seperti itu. Sehingga, Anda bisa melihat skala bisnis Anda. Dan kalaupun mau mengajukan pinjaman Bank, Anda sudah bisa memperhitungkan besarnya pinjaman dan bunga Bank yang mampu dibayarkan bisnis Anda.

Bravo.


Sumber

0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...